HASIL OBSERVASI ANAK
TUNARUNGU DI SLB B & C YAYASAN DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI
A. Latar Belakang Observasi
Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang
mempunyai keunikan tersendiri dalam jenis dan kararteristiknya, yang membedakan
mereka dari anak anak normal pada umumnya. Keragaman anak berkebutuhan khusus
terkadang menyulitkan guru dalam upaya menemukan jenis dan pemberian layanan
pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pemahaman dan
pengetahuan tentang hakikat anak berkebutuhan khusus, maka mereka akan mampu
memenuhi kebutuhan dari anak berkebutuhan khusus tersebut. Ada beberapa istilah
yang sering digunakan untuk menunjukkan keadaan anak berkebutuhan khusus.
Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan terjemahan dari child with special needs yang telah
digunakan luas pada dunia internasional. Penggunaan istilah anak berkebutuhan
khusus mengubah cara pandang yang berbeda akan anak luar biasa. Jika pada
istilah luar biasa lebih menitik beratkan pada kondisifisik, mental, dan emosi
social anak maka pada berkebutuhan khusus lebih menekankan pada kebutuhan anak
untuk mencapai prestasi sesuai dengan kebutuhaannya.
Pemerintah hadir sebagai pelindung dari anak-anak
berkebutuhan khusus ini. Ini dibuktikan dengan adanya beberapa landasan hukum
yang melindungi anak-anak berkebutuhan khusus ini melau dari UUD 1945, UU No. 4
tahun 1997 tentang Penyandang Cacat hingga PP. No. 43 Tahun 1998 tentang Upaya
Kesejahteraan Sosoal Penyandang Cacat. Dari berbagai peraturan perundangan dan
kesepakatan tersebut telah mencakup hampir semua hak anak-anak berkebutuhan
khusus dan yang sering menjadi permasalahan adalah pelanggaran terhadap hak-hak
tersebut belum jelas sanksinya. Layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus ada beberapa jenis namun yan paling sering kita temui adalah layanan
pendidikan segresi dimana sistem layanan pendidikan segresi adalah sistem
pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Dengan kata lain
anak berkebutuhan khusus diberikan layanan pendidikan pada lembaga pendidikan
khusus untuk anak berkebutuhan khusus seperti : Sekolah Luar Biasa, Sekolah Dasar
Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa.
Sekolah Luar Biasa atau SLB merupakan sebuah unit
tertua dari sekolah sekolah berkebutuhan khusus lainnya. Struktur SLB ini
terdiri dari seorang kepala sekolah dan guru pada satu kelainan tertentu
sehingga SLB dibagi menjadi beberapa unit yaitu SLB-A untuk tunanetra, SLB-B
untuk tunarungu, SLB-C untuk tunagrahita, SLB-D untuk tunadaksa, dan SLB-E
untuk tunalaras. Sistem pengajaran pada SLB lebih mengarah pada sistem pengajaran
Individualisasi.
Dewasa ini pemahaman masyarakat mengenai anak
berkebutuhan khusus dan layanan pendidikan yang menaunginya sangatlah minim.
Oleh sebab itu penulis memandang perlu penjelasan secara khusus mengenai
anak-anak yang berkebutuhan khusus serta lembaga-lembaga yang menjadi sarana
pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Sesuai dengan tugas
yang diberikan, penulis akan mencoba membahas mengenai karakteristik anak
berkebutuhan khusus yang sering dinamakan anak tunarungu dalam bidang akademik,
bina diri, sensori-motorik, dan adaptasi dan penulis berharap dapat memberikan
informasi kepada pembaca khususnya para guru dan masyarakat luas.
B. Maksud dan Tujuan Observasi
1. Untuk memenuhi tugas Bimbingan dan konseling
berkebutuhan khusus.
2. Untuk melatih dalam mendeteksi dini pada anak yang
mempunyai gangguan tertentu.
3. Untuk mengetahui karakteristik tunarungu dalam bidang
akademik, adaptasi, bina diri dan sosio motorik.
C. Jadwal
Observasi
1. Hari pertama
Hari/Tanggal : Selasa , 14 April 2015
Waktu :
08.00 – 10.00
Ruang Kelas : 1-B di SLB B&C Yayasan
Dharma Bhakti Dharma
Pertiwi
Daftar urut siswa
ke : 1 dari 6 Siswa
2. Hari kedua
Hari/Tanggal : Jum’at, 17 April 2015
Waktu : 08.00 – 10.00
Ruang
Kelas : 1-B di SLB B&C
Yayasan Dharma Bhakti Dharma
Pertiwi
Daftar urut siswa
ke : 1 dari 6 Siswa
3. Hari ketiga
Hari/Tanggal : Selasa, 21 April 2015
Waktu : 08.00 – 10.00
Ruang
Kelas : 1-B di SLB B&C
Yayasan Dharma Bhakti Dharma
Pertiwi
Daftar
urut siswa ke : 1 dari 6 Siswa
D. Identifikasi Anak Tuna Rungu
1. Identitas Siswa
Nama : Aida Rajwa Hafiza Tarigan Sibero
Panggilan : Aida
Jenis Kelamin :
Perempuan
TTL : Bandar Lampung, 22 Maret 2007
Agama : Islam
Anak Ke : 2 dari 2 Bersaudara
Jenis Ketunaan :
Tuna Rungu
Hasil Tes IQ : 105
Alamat :
Jl. Pagar Alam nomer 175 A Segalamider
Tinggal Bersama : Orang Tua
2. Identitas Orang Tua
Nama
Ayah : dr. Hendra Tarigan
Sibero, M. Kes.,S.P. KK
TTL : Kebanjahe, 13 Agustus 1976
Agama :
Islam
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dokter dan Dosen FK Unila(PNS)
Alamat :
Jl. Pagar Alam nomer 175 A Segalamider
Telepon :
Nama
Ibu :
dr. Eka Silvia, M. Kes
TTL : Palembang, 31 Maret
1978
Agama :
Islam
Pendidikan : S2
Pekerjaan :
Dokter dan Dosen FK Universitas Malahayati
Alamat :
Jl. Pagar Alam nomer 175 A Segalamider
Telepon :
3.
Riwayat kelahiran
Sebelum
kelahiran : Ibu sehat selama mengandung
Lama
kandungan : Cukup bulan
Melahirkan
di : Rumah bersalin/rumah sakit
Ditolong
oleh :
Dokter
Proses
kelahiran : Normal
Kelainan
: Tidak ada kelainan yang
nampak saat lahir
Makanan
pertama : ASI
Perkembangan : Pendengaran terlambat
4. Identitas Sekolah
a. Profil Sekolah
Nama sekolah : SLB
B&C Dharma Bhakti Dharma Pertiwi.
Status :
Swasta
Alamat :
Jl. Teuku Cikditiro Telp/Fax (0721) 271049.
Kelurahan :
Beringin Raya
Kecamatan :
Kemiling
Kota :
Bandar Lampung
Provinsi :
Lampung
Kepala sekolah : Tukiman, S.Pd
No. Ijin oprasional :
·
Slb - c (tunagrahita)
No. A.11.3233/i.12/t/1988 tanggal 30 maret
1988 no. Register/
Nss : 83412600701 terhitung tanggal 8
agustus 1988
·
Slb-b (tunarungu)
No.1906/i.12.b/u/1992 tanggal 5 agustus
1992 no. Register / nss :
822126001003 terhitung tanggal 1 juli 1991
NPSN (nomor pokok sekolah nasional) no.
10807124, tanggal 7Nopember 2009.
Nama yayasan : Dharma Bhakti Dharma Pertiwi
Alamat :
Jl. Cendana No.19 Jakarta Pusat
Pembina yayasan : Ketua Umum Dharma Pertiwi
Ketua yayasan : Ny. Retno Djunaidi Djahri
Status tanah : Hak Guna Bangunan
Luas
tanah : 70.000 m2
Penggunaan tanah : 10.000 m2 kebun jati, 10.000 m2 lahan kosong. 15.000 m2 bangunan sarana
sekolah. (ruang belajar tklb-b, sdlb-b, smplb-b, smalb-b tklb-c, sdlb-c,
smplb-c, smalb-c, sekolah autis, gimnasium, wisma, joglo dan mes). 35.000 m2
kebun/penghijauan dan perumahan guru/karyawan.
b. Kondisi
kelas atau ruang belajar klien
Dari
pelaksanaan observasi, anak tunarungu di SLB B & C Yayasan Dharma Bhakti Dharma Pertiwi sebanyak 6 anak
yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan perempuan 1 anak. Mereka
kehilangan pendengaran yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari muridnya
tidak pasti, ada yang masuk dan ada yang tidak masuk yang menjadi kendala
peserta didik dari kalangan ekonomi menengah kebawah dan jarak rumah ke SLB
cukup jauh. Kebanyakan termasuk dalam tunarungu sedang, yaitu penyandang tunarungu
yang mengalami tingkat ketulian 46-70 dB yaitu seseorang yang mengalami ketunarunguan taraf
sedang, dimana ia hanya dapat mengerti
percakapan pada jarak 3-5 feet secara berhadapan, tetapi tidak dapat mengikuti diskusi-diskusi dikelas.
Untuk anak yang mengalami ketunarunguan taraf ini memerlukan adanya alat bantu
dengar (hearing aid), dan
memerlukan pembinaan komunikasi, persepsi bunyi dan irama.
E. Karakteristik Pada Anak
1. Bidang Akademik
Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik, kemampuan dalam berhitung anak baru mencapai tahap penjumlahan
tingkat dasar (1+1=2, 6+1=8, 8+2=10). Anak menghitung dengan
alat bantu hitungan. Anak baru dapat mengenal dan menghitung sampai dengan 10
saja. Tetapi dalam menyelesaikan soal yang pertama anak sedikit mengalami kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal dan ia meminta bantuan
pada observer yang berada disebelahnya kemudian observer membantu mengajarkan anak untuk menyelesaikan 10 soal tersebut. Kemudian anak diberikan soal lagi sebanyak 5 soal, anak dapat mengerjakan sendiri dengan baik dan benar. Anak dapat menggambar
tetapi anak belum dapat membedakan dan mengenali warna dalam
suatu objek ketika anak menggambar Hello kitty tetapi ia mewarnainya dengan
warna yang dia pilih saja. Anak kesulitan untuk mengucapkan kata-kata ketika guru mengajak untuk
berkata alhamdullilah. Anak dapat mengurutkan objek berdasarkan ukuran dengan menggunakan angka ketika anak diberikan satu latihan soal oleh observer
yaitu, dari lingkaran kecil hingga besar klien mampu mengurutkannya dengan angka lingkaran yang paling kecil ia tandai dengan angka 1 dan sedikit agak besar ditandai angka dua lalu yang terbesar ditandai
angka 3.
2. Bidang Adaptasi
Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai
berikut: Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari
keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. Terlihat pada saat jam istirahat,
anak-anak tunarungu bermain di kelas bersama anak-anak tunarungu yang lain,
hanya beberapa anak yang bermain dengan teman beda kelas, pada waktu itu anak
laki-laki bermain jungkat-jungkit dengan penyandang ketunaan yang lain. Sifat
ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan dengan sukarnya mereka
menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan orang lain, sukarnya menyesuaikan
diri, serta tindakannya lebih terpusat pada “aku/ego”, sehingga kalau ada
keinginan, harus selalu dipenuhi. Terlihat pada saat bermain dengan teman tunarungu di
kelas ada salah satu anak yang melihat temannya bermain hp tetapi ia merebut hp
yang berada ditemannya tersebut. Cepat marah dan mudah tersinggung ketika anak tidak bisa diajak becanda oleh temannya. Terlihat pada saat saya didampingi
oleh guru kelasnya pada saat menanyakan nama. Sebenarnya sudah menjawab dan dia
menganggap benar tetapi dari penanya belum puas dengan jawabanya karena belum
begitu jelas, kemudian ditanya lagi dan jawabanya masih sama dan pada saat itu
si anak berteriak keras, yang bertanda marah. Anak mempunyai perasaan takut untuk berteman ketika observer pertama kali mengajak anak untuk berkomunikasi dan bertanya respon yang
ditampilkan anak adalah tidak mau menjawab pertanyaan dari observer
dilain waktu obsever
mencoba mendekati dan
bertanya, anak sudah mulai
menjawab dengan bahasa isyarat meskipun menjawab apa yang ditanyakan observer. Anak ini berbeda sekali dengan teman-teman tunarungu
lainnya, ia terlihat cenderung sedikit tertutup dan malu. Anak sulit dipisahkan dari hal yang menarik perhatiannya, ketika anak melihat temannya bermain handphone
milik observer anak sulit sekali untuk diajak berbicara. Anak mampu menampilkan prestasi / karyanya, misalnya ketika anak menggambar hello kitty anak menunjukkan hasil karyanya pada teman-temannya dan
observer. Anak dapat menjalin
hubungan dan bermain bersama serta dapat menyesuaikan diri dengan teman sekelasnya, sebayanya yang mempunyai ketunaan yang sama dengannya. Anak mempunyai sikap ketergantungan pada orang lain,
misalnya ketika anak diajarkan berhitung maka ia akan selalu meminta bantuan pada orang
yang telah membantunya atau mengajarinya.
3. Bidang Sensori-Motorik
Ø Kemampuan motorik halus
Anak mampu menggambar orang yang
terdiri dari kepala,
lengan dan badan dan menggambar sesuai dengan gagasannya, ketika anak menggambarkan ayahnya. Anak mampu menghitung jari-jari ketika anak diminta untuk berhitung 1-10 dengan menggunakan jari. Anak dapat merobek kertas, ketika ada teman yang meminta kertas anak merobek bukunya dan diberikan kepada temannya dan anak dapat melakukan gerakan anggota tubuh yang normal, tidak terlalu cepat maupun terlambat. Anak Meniru bentuk dalam
menggambar dan anak mampu mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar
secara detail, ketika anak menggambar hello kitty sebagai objek penirunya ia
menirukan gambar hello kitty pada kotak pensilnya. Anak dapat Menggunakan alat
tulis dengan benar ketika ia sedang menulis dan menggambar. Motorik halus : anak mampu menulis dengan pola pegang
pensil three pod point, menggambar, mewarnai mandiri tanpa keluar garis.
Ø Kemampuan motorik kasar
Anak berjalan dengan normal, anak
dapat berlari secara normal. Anak juga dapat berlari. Anak dapat bermain jungkat-jungkit
ketika jam istirahat berlangsung anak bermain bersama teman-temannya.
4. Bidang Bina Diri
Pada umumnya anak dapat melakukan bina diri seperti anak normal lainnya, sebagai berikut:
Ø Self-help
general
(SHG): eating and dressing oneself.
mampu menolong dirinya sendiri:
makan dan membuka-memakai baju/sepatu, toilet training secara mandiri.
Ø Self-help
eating (SHE): the child can feed himself
(mampu makan sendiri) Pada waktu itu
kami memberi snack, anak sudah bisa makan secara mandiri.
Ø Self-help
dressing
(SHD): the child can dress himself
(mampu berpakaian sendiri)
Ø Occupation
(O): the child does things for himself, cuts things, uses a pencil, and
transfer objects.
(mampu melakukan pekerjaan untuk
dirinya, menggunting, menggunakan pensil, memindahkan benda-benda) Anak sudah
mampu melakukan pekerjaan seperti merapikan alat tulisnya dan memasukkan ke
dalam tas setelah pelajaran selesai. Selain itu, anak mampu menggunakan pensil
dengan benar.
Ø Communication (C): the child talks, laughs, and reads.
(mampu berkomunikasi seperti
berbicara, tertawa, dan membaca) anak mampu tertawa, ketika bermain dengan
teman. Tetapi belum mampu membaca, anak baru bisa berhitung dengan penjumlahan
sederhana.
Ø Locomotion (L): the child can move about where he want to go.
(gerakan motorik: anak mampu
bergerak kemanapun ia inginkan).
Ø Socialization (S): the child seeks the company of others, engages in play, and competes.
(mampu bersosialisasi: berteman,
terlibat dalam permainan dan berkompetisi). Anak mampu bersosialisasi dengan
teman sekelasnya dan dapat menyesuaikan
diri.
5. Bidang
Pendengaran dan Bahasa
Dalam pendengaran anak tidak mampu mendengar, terlambat
perkembangan bahasa, sering menggunakan isyarat ketika berbicara, ucapan kata
tidak jelas, kualitas suara aneh dan monoton, sering memiringkan kepala ketika
mendengar.
Ø Bahasa
reseptif : bahasa sederhana anak mengerti maknanya.
Ø Bahasa
ekspresif: anak mampu mengungkapkan bahasa ekspresif misalnya saat anak senang
dan tidak senang dengan sesuatu, menginginkan sesuatu, saat marah, dll.
Ø Bila
diajak berkomunikasi dua arah anak mampu menanggapi dan menjawab