BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahwa setiap
organisme, baik manusia maupun hewan pasti mengalami peristiwa perkembangan
selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang
dimilki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang
bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa bersifat perkembangan itu khususnya
perkembangan manusia tidak hanya tertuju pasa aspek psikologis saja, tetapi
juga aspek biologis.
Pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak
begitu saja dapat di ulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Dalam ‘pertumbuhan” sementara
ada ahli psikologi yang tidak membedakan antara perkembangan dan pertumbuhan,
bahkan ada yang lebih mengutamakan pertumbuhan. Hal ini mungkin untuk
menunjukkan bahwa orang yang berkembang tadi bertambah kemampuannya dalam
berbagai hal, lebih mengalami diferensiasi dan pada tingkat yang lebih tinggi,
lebih mengalami integrasi.
Bahwa usia diartikan dengan lamanya
keberadaan seseorang diukur dalamsatuan waktu di pandang dari segi kronologik,
individu normal yang memperlihatkanderajat perkembangan anatomis dan fisiologik
sama (Nuswantari, 1998).Usia adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan
atau diadakan(Hoetomo, 2005).
1.2
Rumusan Masalah
Ø Apa konsep
umur menurut kronologis, biologis, psikologis, social?
Ø Apa konsep umur menurut Prenatal, Infancy,
Childhood, Adolecent, Adulthood?
Ø Apa konsep umur menurut Nature,
Nurture?
Ø Apa konsep
umur menurut Continuity-Discontinuity, Stability-Chance?
1.3
Tujuan
Ø Mengetahui
konsep umur kronologis, biologis, psikologis, social.
Ø Mengetahui konsep umur Prenatal, Infancy,
Childhood, Adolecent, Adulthood.
Ø mengetahui konsep umur Nature,
Nurture.
Ø Mengetahui
konsep umur Continuity-Discontinuity, Stability-Chance.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Umur Kronologis, Biologis, Psikologis, Social
1.
Usia
kronologis (chronological age) yang sama dengan tahun lahir
Usia
kronologis ditentukan dengan jumlah waktu yang telah berlalu sejak atau usia yang sesuai dengan tanggal
kelahiran manusia ke bumi.Usia kronologis bisaanya diukur dalam tahun saja,
tetapi usia kronologis bisa menjadi lebih spesifik, termasuk tahun, bulan,
minggu dan hari.
2.
Usia biologis
(biological age)
Usia biologis mengacu pada keadaan kesehatan tubuh
seseorang. Usia biologis tidak selalu sama dengan usia kronologis (tanggal
lahir) bisa lebih muda atau lebih tua tergantung dari kondisi organ tubuh seseorang.
Usia biologis ditentukan dengan
membandingkan kesehatan fisik seseorang dari berbagai usia dan menentukan apa
usia biologis orang tersebut. Penuaan biologis tidak terikat waktu, hal ini
lebih berkaitan dengan seberapa baik sel memperbaharui diri dan seberapa
efisien mereka menggunakan oksigen.
Jika kondisi organ tubuhnya sehat
walaupun sudah tua itu berarti usia biologisnya muda. Sebaliknya jika organ
tubuhnya sakit padahal usianya masih muda itu artinya usia biologisnya lebih
tua dari usia sebenarnya.
Tidak seperti usia kronologis, usia
biologis dapat diubah menjadi lebih baik (lebih muda) atau lebih buruk (lebih
tua). Anda bisa muda dan memiliki usia biologis yang tinggi, atau di 50-an
tahun tetapi memiliki usia biologis 20-an tahun.
Usia biologis pada dasarnya adalah
ukuran vitalitas batin dan energi. Semakin tinggi tingkat vitalitas seseorang
maka semakin rendah usia biologisnya.Hidup sehat dan mampu mengendalikan stres
dapat membuat usia biologisnya seseorang selalu muda meski usia kronologisnya
sudah tidak muda lagi.
3.
Usia psikologis (psychological age)
Usia psikologis seseorang berkisar pada keterampilan psikologis atau kejiwaan dan mekanisme individu dalam menangani stres atau masalah.Usia psikologis juga tidak selalu sama dengan usia kronologis ataupun usia biologis.Orang yang gampang marah dan selalu meledak-ledak, emosional, gampang tersinggung diartikan sebagai usia psikologis yang muda. Usia psikologis muda identik dengan umur anak-anak yang tidak mampu menguasai emosinya.
Usia psikologis seseorang berkisar pada keterampilan psikologis atau kejiwaan dan mekanisme individu dalam menangani stres atau masalah.Usia psikologis juga tidak selalu sama dengan usia kronologis ataupun usia biologis.Orang yang gampang marah dan selalu meledak-ledak, emosional, gampang tersinggung diartikan sebagai usia psikologis yang muda. Usia psikologis muda identik dengan umur anak-anak yang tidak mampu menguasai emosinya.
Jadi walaupun usia Anda
sudah 30-an tahun tapi karena kelakukan Anda yang gampang marah, tersinggung,
egois bisa diartikan usia psikologia Anda lebih muda dari umur sebenarnya.
Sebaliknya, orang yang
mampu mengendalikan emosinya dan lebih sabar menghadapi masalah dinilai
memiliki umur psikologis yang lebih tua. Misalkan anak usia 15 tahun tapi mampu
bersikap dewasa maka umur psikologisnya lebih tua dari umur sebenarnya.
4. Usia sosial
Usia yang
ditinjau berdasarkan peran atau kedudukan social yang diberikan kepada
seseorang, misalnya sebagai sesepuh.
2.2 Prenatal,
Infancy, Childhood, Adolecent, Adulthood
Sepanjang
hidup manusia, mulai masih dalam kandungan , dilahirkan, dan kemudian sampai
tua memproleh sebutan yang berganti-ganti.Pergantian sebutan didasarkan pada
usianya, dan merupakan fase-fase dalam perkembangan yang dilewati. Menurut
Sugiyanto dan Sudjarwo (1991) secara garis besar ada 5 fase perkembangan dalm
hidup manusia:
Dalam fase perkembangan manusia, fase yang pertama
kali didahului adalah masa prenatal. Pada fase ini manusia tumbuh dan
berkembang di dalam janin sang ibu (dalam kandungan) yang berlangsung sampai
fase kelahiran. Walaupun perkembangan manusia pada fase prenatal cukup singkat,
kira-kira 9 bulan, namun fase ini merupakan fase terpenting dari beberapa fase
perkembangan manusia lainnya.
Perkembangan prenatal dibagi menjadi tiga fase:
·
Fase Germinal
Fase
germinal adalah fase perkembangan prenatal yang terjadi 2 minggu pertama
setelah proses pembuahan. Hal ini termasuk pembentukan telur yang telah dibuahi
yang disebut zigot, pembelahan sel, dan melekatnya zigot pada dinding uterus.
Pembelahan
sel yang cepat oleh zigot merupakan tanda dimulainya fase germinal. Pada fase
ini, sekelompok sel yang disebut sebagai blasitosis, terdiri dari inti sel yang
kemudian berkembang menjadi embrio dan trofoplas, lapisan luar sel yang akan
bertuga mendukung dan menyuplai nutrisi pada embrio. Menempelny zigot pada
dinding uterus akan terjadi pada 10-14 hari setelah proses pembuahan.
·
Fase Embrio
Fase
embrio adalah bagian dari perkembangan sebelum kalahiran yang terjadi dari 2-8
minggu sejak masa pembuahan. Selama fase embrio, kecepatan dalam proses
pembedaan sel semakin intensif, sistem pendukung pada sel mulai terbentuk, dan
organ tubuh mulai terlihat.
Fase
ini dimulai ketika blasitosis mulai melekat pada dinding uterus.Kumpulan sel
ini kemudia dapat disebut sebagai embrio dan tiga lapisan pada sel. Endoderm
embrio merupakan lapisan dalam sel yang berkembang menjadi sistem pencernaan
dan pernapasan. Mesoderm merupakan lapisan yang berada di bagian tengah yang
akan membentuk jaringan sirkulasi, otot, tulang, sistem ekskretosis dan system
reproduksi. Ektoderm merupakan laisan
terluar dari lapisan sel yang menjadi otak dan saraf, reseptor sensori
(telinga, hidung, mata) dan kulit (misalnya rambut dan kuku).
Bersamaan
dengan terbentuknya tiga lapisan tersebut, sistem pendukung kehidupan pada
embrio juga berkembang dengan pesat.Termasuk dalam sistem ini adalah aminon
atau kantong ketuban (kantong tipis berisi cairan yang jernih tempat embrio
yang berkembang mengapung), tali pusar (kedua organ yang dibentuk oleh telur
yang dibuahi dan bukan bagian tubuh dari ibu), plasenta (berisi kelompok
jaringan yang memiliki bentuk seperti piringan dan didalamnya terdapat pembuluh
darah kecil yang terangkai antara ibu dengan bayinya, tetapi tidak bergabung).
·
Fase Janin
Merupakan fase
perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2 bulan setelah proses pembuahan
dan umumnya berlangsung salama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan semakin
menunjukkan prosesnya yang luar bisaa.
2.
Fase Infancy (bayi),
yaitu fase perkembangan mulai lahir sampai umur 1-2 tahun. Mulai lahir sampai 4
minggu merupakan fase kelahiran atau neonatal. Kegiatan atau aktivitas pada masa bayi :
a. Tidur dan Gerakan Bayi
Sebagian
besar kegiatan bayi pada umumnya adalah digunakan untuk tidur, baik siang atau
malam hari. Ch. Buhler berpendapat bahwa
:
Pada umur
0;0 tidur bayi mencapai 21 jam.
Pada umur
1;0 tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu-waktu digunakan bayi untuk
mengadakan gerakan.
Ø Reaksi positif yaitu, gerak-gerakan
bayi yang sesuai atau searah dengan rangsangan (stimulasi) yang datang pada
dirinya. Jadi reaksi ini sebagai tanda peneriman akan adanya stimulus itu tadi.
Contoh : Melihat, tersenyum, mendengarkan suara, makan, minum, dan lain-lain.
Ø Reaksi negatif yakni kebalikan dari
reaksi positif, reaksi ini sebagai perwujudan adnya stimulasi yang datang pada
dirinya. Bayi melakukan gerakan-gerakan yang berlawanan dengan stimulasi yang
dating dari luar dirinya. Contoh : menagis, terkejut, menolak makanan, dan
sebagainya.
Ø Reaki spontan (aksi) yakni,
gerakan-gerakan bayi tadak disebabkan oleh adanya rangsangan yang datang dari
luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut dilakukan karena kehendak dirinya sendiri
jadi karena dorongan dari dalam dirinya. Contoh : sendirian tanpa sebab
menggerakan tangan, kaki, kepala menggelepar.
Berlangsung dari umur 2 tahun sampai
6 tahun, ini masih sulit karena anak menjadi susah di kontrol dan mulai sadar
dia bisa melakukan apapun tanpa bantuan dan merasa tidak harus tunduk pada
lingkungan.
Ciri : semakin baik dalam penggunaan
organ tubuh, termasuk penggunaan kata-kata, bermain dengan teman sebaya
berjenis kelamin sama dengan gaya bahasa atau juga disebut umur konformitas,
dan di akhir periode ini anak sudah bisa diatur dan siap masuk sekolah.
Perkembangan fisik mulai berjalan lamban, tetapi banyak ketrampilan, seperti
disekolah, bermain, dan mengurus diri sendiri.
4. Fase Late Childhood (Kanak-Kanak
Akhir)
Berlangsung dari 6 tahun sampai
organ seksualnya masak, pada umumnya 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun
untuk pria. Anak-anak mulai belajar mandiri, norma-norma, dan suka
membanding-banding dengan apa yang dia punya, serta dlam usia ini suka
membantah.
5. Fase Adolescence(Remaja)
Ini adalah masa transisi, yang
sangat sulit dari periode sebelumnya atau secara umum merupakan klimaks, hal
ini dapat diuji individu telah mempunyai pola perilaku yang lebih mantap.
Remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a.
Pra remaja (11/12-13/14 tahun)
Masa ini merupakan masa yang sangat
pendek, kurang lebih hanya 1 tahun. Untuk wanita 11/12-12/13 tahun. Untuk
laki-laki 12/13-13-14 tahun. Dikatakan juga sebagai fase negative dan
perkembangan fungsi-fungsi tubuh terutama seks.
b. Remaja awal (13/14-17 tahun)
Perubahan fisik terjadi sangat pesat
dan mencapai puncaknya. Ketidakstabilan emosional karena ia mencari identitas
dirinya.
c.
Remaja lanjut (17-20/21 tahun)
Pada masa ini, ia berusaha
memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
Masalah – masalah yang sering
timbul, seperti : takut gemuk, ingin punya kumis atau jenggot, dan sebagainya
tetapi akhirnya mereda.
Ciri : terlihat pada pola perilaku
sosialnya. Teman sebaya memiliki arati yang sangat penting membentuk komunitas
/ peer group hal ini yang dimana membentuk pola perilaku dan nila-nilai baru
yang menggantikan pola-pola yang dipelajari dirumah.
Remaja adalah seorang idealis,
memandang sesuai keinginan, banyak segi sensitive, selain itu ia sudah dianggap
dewasa serta diberi tanggung jawab bahkan mulai mencari jati diri.
6.
Fase Early Adulthood (Dewasa Awal)
Berkisar antara 18-40 tahun, ini
adalah periode pemantapan diri terhadap pola hidup baru/keluarga.Banyak
kegiatan yang mulai ditinggalkan seperti hura-hura, nongkrong.Memikirkan hal
yang lebih penting seperti memilih pasangan hidup dan menjadikan cita-cita
lebih real.Sikap remaja yang ekstrim mulai hilang dan memutuskan masalah dengan
sendiri, lebih tenang, dan menempatkan dirinya sebagai orang dewasa seutuhnya.
7.
Fase Middle Adulthood (Dewasa Madya)
Berkisar antara 40-60 tahun,
kehidupan umumnya sudah mapan, berkeluarga dan memiliki beberapa anak.Dalam
periode ini pria dan wanita karir merupakan masa puncak keberhasilan, tapi
bermunculanlah berbagai penyakit fisik.
Ciri : adanya usaha kontemplasi ke
masa lalu, keseriusan kerja, serta usaha untuk mempertahankan keberhasilan yang
telah dicapai, keluarga juga menitik beratkan pada anak-anak yang sudah
menginjak dewasa, kehidupan agak membosankan, yang berakibat mencari hiburan
diluar rumah.
Dalam usia 50-an, wanita mengalami menopause, yaitu berhentinya
kesuburan yang berakibat depresi, pusing-pusing, mudah letih, keringat dingin
di ikuti bercak-bercak merah dan tidak bisa tenang. Dan laki-laki mengalami
climacteric syndrome ini tidak sama dengan wanita terjadi pada usia 60-70 tahun
di ikuti kelenjar gonad sudah berkurang, gangguan pencernaan, pusing-pusing,
sulit tidur.
8.
Fase Late Adulthood (Usia Lanjut)
Pada umur 60 tahun ke atas, masa
dimana mensyukuri yang sudah ducapai dari masa sebelumnya. Keadaan fisik sudah
jauh menurun, timbul berbagai macam masalah baik ekonomi, status sosial, di tinggalkan pasangan, serta perubahan
nilai-nilai yang begitu cepat.
2.3
Nature,
Nurture
Setelah
bertahun-tahun para ahli psikologi mempelajari mengapa perilaku manusia berbeda
satu sama lain, akhirnya mereka terpecah menjadi dua kubu.
- Kubu pertama adalah mereka yang lebih menekankan pada faktor gen dan karakteristik dasar (yang ada sejak lahir). Teori ini biasa disebut nativist atau nature. Kubu nature dimotori oleh Edward L. Thorndike (1903) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia, faktor yang menentukan adalah hereditas.
- Kubu kedua, dicetuskan oleh John B. Watson pada tahun 1925. Kubu kedua ini terkenal dengan ungkapan bahwa pengalaman mampu menuliskan segala pesan pada tabula rasa-lembaran putih bersih-sifat dasar manusia. Para pendukung teori nurture menekankan empricist (menitik beratkan pada proses belajar dan pengalaman) atau biasa disebuti nurture.
Bentuk
– bentuk Nature
|
Bentuk
– bentuk Nurture
|
Innate (pembawaan lahir)
|
Experiences (pengalaman-pengalaman)
|
Preformed (sudah dibentuk)
|
Environment
(dibentuk
lingkungan)
|
Instinct (instink)
|
Acquired (diperoleh)
|
Inborn (sejak lahir)
|
Learning (proses belajar)
|
Genetic (genetic)
|
Socialization (sosialisasi)
|
Heredity (hereditas)
|
Education (pendidikan)
|
1. Faktor
bawaan ( Nature )
Tidak
disangkal bahwa ciri-ciri fisik dan mental tertentu diturunkan dari generasi ke
generasi.Aliran Nativisme, yang di pelopori Schipenhauer (1788 – 1860)
dan filsuf (427 – 347 BC) seperti Plato dan Descartes ( 1596 – 1050), memandang
perkembangan manusia sudah ditentukan oleh alam.
Nature merujuk pada kekuatan
biologis yang mengatur perkembangan. Sampai batas tertentu perkembangan kita
diprogram oleh kode genetik yang kita warisi.
2.
Faktor lingkungan ( Nurture )
Selain
bebagai ciri yang dibawa individu sejak lahir, terdapat banyak segi kepribadian
individu yang diperolehnya dari belajar.Alam tidak mempersiapkan seseorang
untuk jadi Dosen, Ahli Hukum, atau Dokter.
Nurture mengacu pada kondisi lingkungan dan
yang mendukung pengembangan. tanaman membutuhkan sinar matahari, air, dan suhu
yang tepat untuk tumbuh-dan dibantu bantu seseorang untuk menarik rumput liar
di sekitarnya dan menambahkan pupuk. Anak-anak juga perlu dipupuk: mereka
membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua, saudara, keluarga, guru, teman sebaya,
dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup mereka. Anak-anak bisa sangat
dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina mereka.
unsur-unsur lain dari nurture termasuk ekonomi dan sosial budaya anak di
suatu lingkungan. Kemiskinan, kekurangan gizi, dan kurangnya perawatan medis
yang memadai dapat mengubah jalur perkembangan anak. warisan budaya dan
keanekaragaman dapat memperkaya kehidupan anak, dan lingkungan tempat tinggal
anak bisa menentukan sekolah dan kelompok sebaya
2.4 Continuity-Discontinuity,
Stability-Change
Ø Continuity (Kontinuitas)
Para ahli yang
menekankan segi kesinambungan(continuity) dalam perkembangan menjelaskan bahwa
perkembangan itu merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap
dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Perkembangan
adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan
kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya.Dalam proses ini
terjadi pengayaan, penambahan, dan pengurangan melalui pengalaman atau
interaksi individu dengan lingkungan.
Contohnya:
1. Anak memperoleh tambahan perilaku atau ketrampilan
baru, dan mengkonbinasikan dan menggkombanisasi kembali perilaku atau
ketrampilan tersebut dengan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku atau
abilitas yang semakin kompleks.
2. Anak hanya bisa mengucapkan suatu suku kata,kemudian
satu kata,dua kata, tiga kata, sampai beribu-ribu kata.
Jadi model ini
menekankan perubahan kuantutatif, yakni unsur-unsur yang sudah ada dan lebih
sederhana secara esensial mengalami penambahan dengan unsur-unsur baru sehingga
menghasilkan kemampuan dan perilaku yang lebih kompleks.
Ø Discontinuity(Diskontinuitas)
Para ahli
menekankan segi ketidaksinambungan (discontinuity) dalamperkembangan menganggap
bahwa proses perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda.
Setiap
perkembangan individu dianggap melalui suatu pola urutan perubahan yang berbeda
secara kualitatif, tidak sekedar berbeda secara kuantitatif.
Perkembangan
individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan-perubahan perilaku
yang tiba-tiba dari stu tahap ke tahap berikutnya(peristiwa transisi relatif
tajam).
Para ahli yang
mendukung pandangan diskontinuitas biasanya beranggapan bahwa secara prinsip
perkembangan diarahkan oleh faktor-faktor internal biologis. Sebagai contoh
perbedaan kualitatif(diskontinuitas) adalah deskripsi tahap-tahap perkembangan
berpikir anak dari Jean Piaget sebagai berikut:
a. Tahap sensori motor(0;0 - 2;0)
Kegiatan
intelektual pada tahap inihampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima
secara langsung melalui indra.
b. Tahap pra operasional (2;0 – 7;0)
Pada tahap ini
perkembangan sangat pesat.
c. Tahap operasional konkrit (7;0 – 11;0)
Kemampuan
berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis
untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapi
adalah yang konkret.
d. Tahap operasional formal (11;0 – 15;0)
Tahap ini
ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara
berpikir terhadap permasalahan semua kategori baik abstrak maupun konkret. Pada
tahap ini anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide,
berpikir tentang masa depan secara realistis.
Tahap-tahapperkembangan
berpikir anak tersebut tidak sekedar menggambarkan adanya kemampuan yang
meningkat dalam berpikir, tapi lebih daripada itu ada perbedaan kualitatif yang
signifikan di antara tahap-tahap berikut,
Berkenaan
dengan isyu kotinuitas dan diskontinuitas, Emde dan Harmon (Vasta,Haith &
Miller, 1992) menjelaskan bahwa persoalan melibatkan dua komponen yang
diperdebatkan.
1) Isyu melibatkan penjelasan tentang pola-pola
perkembangan.
- Para ahli teori kontinuitas meyakini bahwa perkembangan
itu terjadi secara halus dan stabil melalui penambahan atau peningkatan
bertahap dalam hal abilitas, ketrampilan, dan/atau pengetahuan baru pada suatu
langkah yang relatif sama.
- Para ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan
terjadi pada periode-periode kecepatan yang berbeda, berganti-ganti antara
periode-periode yang hanya sedikit perubahannya dengan periode yang tajam dan
cepat perubahannya
2) Perdebatan ini
berkenaan dengan masalah keterkaitan perkembangan.
- Para ahli teori kontinuitas
berpendapat bahwa perilaku-perilaku awal secara bersama akan membangun dan
membentuk perilaku-perilaku selanjutnya atau sekurang-kurangnya
perkembangan-perkembangan awal itu memiliki keterikatan dengan perkembangan
selanjutnya.
-Para ahli diskontinuitas menyatakan bahwa beberapa aspek
perkembangan muncul secara independen dari apa yang sudah muncul sebelumnya dan
tak dapat diprediksi dari perilaku-perilaku sebelumnya.
Ø Stability vs Change
Stability: manusia hanya mengalami perubahan yang tidak
banyak (sedikit).
Change: Manusia mengalami perubahan yang bermakna
Perdebatan lebih ditekankan pada seberapa banyak perubahan
yang terjadi dan kapan, bukan pada muncul atau tidaknya perubahan.
Stabilitas vs perubahan - Sebagai
individu mengembangkan, apakah karakteristik mereka tetap stabil sepanjang
waktu atau mereka berubah? Sebagai contoh, jika seorang individu sangat cerewet
dan keluar sebagai seorang anak, sifat ini akan tetap konstan menjadi dewasa.
No comments:
Post a Comment