Monday, March 16, 2015

Fase-fase perkembangan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Bahwa setiap organisme, baik manusia maupun hewan pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimilki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa bersifat perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pasa aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Dalam ‘pertumbuhan” sementara ada ahli psikologi yang tidak membedakan antara perkembangan dan pertumbuhan, bahkan ada yang lebih mengutamakan pertumbuhan. Hal ini mungkin untuk menunjukkan bahwa orang yang berkembang tadi bertambah kemampuannya dalam berbagai hal, lebih mengalami diferensiasi dan pada tingkat yang lebih tinggi, lebih mengalami integrasi.
Bahwa usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalamsatuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkanderajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998).Usia adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan(Hoetomo, 2005).









1.2              Rumusan Masalah
Ø  Apa konsep umur menurut kronologis, biologis, psikologis, social?
Ø  Apa konsep umur menurut Prenatal, Infancy, Childhood, Adolecent, Adulthood?
Ø  Apa konsep umur menurut Nature, Nurture?
Ø  Apa konsep umur menurut Continuity-Discontinuity, Stability-Chance?

1.3              Tujuan
Ø  Mengetahui konsep umur kronologis, biologis, psikologis, social.
Ø  Mengetahui konsep umur Prenatal, Infancy, Childhood, Adolecent, Adulthood.
Ø  mengetahui konsep umur Nature, Nurture.
Ø  Mengetahui konsep umur Continuity-Discontinuity, Stability-Chance.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Umur Kronologis, Biologis, Psikologis, Social
1.   Usia kronologis (chronological age) yang sama dengan tahun lahir
Usia kronologis ditentukan dengan jumlah waktu yang telah berlalu sejak  atau usia yang sesuai dengan tanggal kelahiran manusia ke bumi.Usia kronologis bisaanya diukur dalam tahun saja, tetapi usia kronologis bisa menjadi lebih spesifik, termasuk tahun, bulan, minggu dan hari.
2.    Usia biologis (biological age)
Usia biologis mengacu pada keadaan kesehatan tubuh seseorang. Usia biologis tidak selalu sama dengan usia kronologis (tanggal lahir) bisa lebih muda atau lebih tua tergantung dari kondisi organ tubuh seseorang.
Usia biologis ditentukan dengan membandingkan kesehatan fisik seseorang dari berbagai usia dan menentukan apa usia biologis orang tersebut. Penuaan biologis tidak terikat waktu, hal ini lebih berkaitan dengan seberapa baik sel memperbaharui diri dan seberapa efisien mereka menggunakan oksigen.
Jika kondisi organ tubuhnya sehat walaupun sudah tua itu berarti usia biologisnya muda. Sebaliknya jika organ tubuhnya sakit padahal usianya masih muda itu artinya usia biologisnya lebih tua dari usia sebenarnya.
Tidak seperti usia kronologis, usia biologis dapat diubah menjadi lebih baik (lebih muda) atau lebih buruk (lebih tua). Anda bisa muda dan memiliki usia biologis yang tinggi, atau di 50-an tahun tetapi memiliki usia biologis 20-an tahun.
Usia biologis pada dasarnya adalah ukuran vitalitas batin dan energi. Semakin tinggi tingkat vitalitas seseorang maka semakin rendah usia biologisnya.Hidup sehat dan mampu mengendalikan stres dapat membuat usia biologisnya seseorang selalu muda meski usia kronologisnya sudah tidak muda lagi.


3. Usia psikologis (psychological age)
Usia psikologis seseorang berkisar pada keterampilan psikologis atau kejiwaan dan mekanisme individu dalam menangani stres atau masalah.Usia psikologis juga tidak selalu sama dengan usia kronologis ataupun usia biologis.Orang yang gampang marah dan selalu meledak-ledak, emosional, gampang tersinggung diartikan sebagai usia psikologis yang muda. Usia psikologis muda identik dengan umur anak-anak yang tidak mampu menguasai emosinya.
Jadi walaupun usia Anda sudah 30-an tahun tapi karena kelakukan Anda yang gampang marah, tersinggung, egois bisa diartikan usia psikologia Anda lebih muda dari umur sebenarnya.
Sebaliknya, orang yang mampu mengendalikan emosinya dan lebih sabar menghadapi masalah dinilai memiliki umur psikologis yang lebih tua. Misalkan anak usia 15 tahun tapi mampu bersikap dewasa maka umur psikologisnya lebih tua dari umur sebenarnya.
4. Usia sosial
Usia yang ditinjau berdasarkan peran atau kedudukan social yang diberikan kepada seseorang, misalnya sebagai sesepuh.

2.2       Prenatal, Infancy, Childhood, Adolecent, Adulthood
Sepanjang hidup manusia, mulai masih dalam kandungan , dilahirkan, dan kemudian sampai tua memproleh sebutan yang berganti-ganti.Pergantian sebutan didasarkan pada usianya, dan merupakan fase-fase dalam perkembangan yang dilewati. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1991) secara garis besar ada 5 fase perkembangan dalm hidup manusia:
1.     Fase Prenatal (sebelum lahir).
Dalam fase perkembangan manusia, fase yang pertama kali didahului adalah masa prenatal. Pada fase ini manusia tumbuh dan berkembang di dalam janin sang ibu (dalam kandungan) yang berlangsung sampai fase kelahiran. Walaupun perkembangan manusia pada fase prenatal cukup singkat, kira-kira 9 bulan, namun fase ini merupakan fase terpenting dari beberapa fase perkembangan manusia lainnya.
Perkembangan prenatal dibagi menjadi tiga fase:
·         Fase Germinal
Fase germinal adalah fase perkembangan prenatal yang terjadi 2 minggu pertama setelah proses pembuahan. Hal ini termasuk pembentukan telur yang telah dibuahi yang disebut zigot, pembelahan sel, dan melekatnya zigot pada dinding uterus.
Pembelahan sel yang cepat oleh zigot merupakan tanda dimulainya fase germinal. Pada fase ini, sekelompok sel yang disebut sebagai blasitosis, terdiri dari inti sel yang kemudian berkembang menjadi embrio dan trofoplas, lapisan luar sel yang akan bertuga mendukung dan menyuplai nutrisi pada embrio. Menempelny zigot pada dinding uterus akan terjadi pada 10-14 hari setelah proses pembuahan.
·         Fase Embrio
Fase embrio adalah bagian dari perkembangan sebelum kalahiran yang terjadi dari 2-8 minggu sejak masa pembuahan. Selama fase embrio, kecepatan dalam proses pembedaan sel semakin intensif, sistem pendukung pada sel mulai terbentuk, dan organ tubuh mulai terlihat.
Fase ini dimulai ketika blasitosis mulai melekat pada dinding uterus.Kumpulan sel ini kemudia dapat disebut sebagai embrio dan tiga lapisan pada sel. Endoderm embrio merupakan lapisan dalam sel yang berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernapasan. Mesoderm merupakan lapisan yang berada di bagian tengah yang akan membentuk jaringan sirkulasi, otot, tulang, sistem ekskretosis dan system reproduksi. Ektoderm  merupakan laisan terluar dari lapisan sel yang menjadi otak dan saraf, reseptor sensori (telinga, hidung, mata) dan kulit (misalnya rambut dan kuku).
Bersamaan dengan terbentuknya tiga lapisan tersebut, sistem pendukung kehidupan pada embrio juga berkembang dengan pesat.Termasuk dalam sistem ini adalah aminon atau kantong ketuban (kantong tipis berisi cairan yang jernih tempat embrio yang berkembang mengapung), tali pusar (kedua organ yang dibentuk oleh telur yang dibuahi dan bukan bagian tubuh dari ibu), plasenta (berisi kelompok jaringan yang memiliki bentuk seperti piringan dan didalamnya terdapat pembuluh darah kecil yang terangkai antara ibu dengan bayinya, tetapi tidak bergabung).
·         Fase Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2 bulan setelah proses pembuahan dan umumnya berlangsung salama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan semakin menunjukkan prosesnya yang luar bisaa.
2.     Fase Infancy (bayi), yaitu fase perkembangan mulai lahir sampai umur 1-2 tahun. Mulai lahir sampai 4 minggu merupakan fase kelahiran atau neonatal. Kegiatan atau aktivitas pada masa bayi :
a.       Tidur dan Gerakan Bayi
Sebagian besar kegiatan bayi pada umumnya adalah digunakan untuk tidur, baik siang atau malam hari. Ch. Buhler berpendapat  bahwa :
Pada umur 0;0 tidur bayi mencapai 21 jam.
Pada umur 1;0 tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu-waktu digunakan bayi untuk mengadakan gerakan.
Ø  Reaksi positif yaitu, gerak-gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan rangsangan (stimulasi) yang datang pada dirinya. Jadi reaksi ini sebagai tanda peneriman akan adanya stimulus itu tadi. Contoh : Melihat, tersenyum, mendengarkan suara, makan, minum, dan lain-lain.
Ø  Reaksi negatif yakni kebalikan dari reaksi positif, reaksi ini sebagai perwujudan adnya stimulasi yang datang pada dirinya. Bayi melakukan gerakan-gerakan yang berlawanan dengan stimulasi yang dating dari luar dirinya. Contoh : menagis, terkejut, menolak makanan, dan sebagainya.
Ø  Reaki spontan (aksi) yakni, gerakan-gerakan bayi tadak disebabkan oleh adanya rangsangan yang datang dari luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut dilakukan karena kehendak dirinya sendiri jadi karena dorongan dari dalam dirinya. Contoh : sendirian tanpa sebab menggerakan tangan, kaki, kepala menggelepar.




3.     Fase  Early Childhood (Kanak-Kanak Awal)
Berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun, ini masih sulit karena anak menjadi susah di kontrol dan mulai sadar dia bisa melakukan apapun tanpa bantuan dan merasa tidak harus tunduk pada lingkungan.
Ciri : semakin baik dalam penggunaan organ tubuh, termasuk penggunaan kata-kata, bermain dengan teman sebaya berjenis kelamin sama dengan gaya bahasa atau juga disebut umur konformitas, dan di akhir periode ini anak sudah bisa diatur dan siap masuk sekolah. Perkembangan fisik mulai berjalan lamban, tetapi banyak ketrampilan, seperti disekolah, bermain, dan mengurus diri sendiri.

4.      Fase Late Childhood (Kanak-Kanak Akhir)
Berlangsung dari 6 tahun sampai organ seksualnya masak, pada umumnya 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untuk pria. Anak-anak mulai belajar mandiri, norma-norma, dan suka membanding-banding dengan apa yang dia punya, serta dlam usia ini suka membantah.

5.      Fase Adolescence(Remaja)
Ini adalah masa transisi, yang sangat sulit dari periode sebelumnya atau secara umum merupakan klimaks, hal ini dapat diuji individu telah mempunyai pola perilaku yang lebih mantap. Remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a.       Pra remaja (11/12-13/14 tahun)
Masa ini merupakan masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya 1 tahun. Untuk wanita 11/12-12/13 tahun. Untuk laki-laki 12/13-13-14 tahun. Dikatakan juga sebagai fase negative dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh terutama seks.
b.      Remaja awal (13/14-17 tahun)
Perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya. Ketidakstabilan emosional karena ia mencari identitas dirinya.
c.       Remaja lanjut (17-20/21 tahun)
Pada masa ini, ia berusaha memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
Masalah – masalah yang sering timbul, seperti : takut gemuk, ingin punya kumis atau jenggot, dan sebagainya tetapi akhirnya mereda.
Ciri : terlihat pada pola perilaku sosialnya. Teman sebaya memiliki arati yang sangat penting membentuk komunitas / peer group hal ini yang dimana membentuk pola perilaku dan nila-nilai baru yang menggantikan pola-pola yang dipelajari dirumah.
Remaja adalah seorang idealis, memandang sesuai keinginan, banyak segi sensitive, selain itu ia sudah dianggap dewasa serta diberi tanggung jawab bahkan mulai mencari jati diri.
6.      Fase Early Adulthood  (Dewasa Awal)
Berkisar antara 18-40 tahun, ini adalah periode pemantapan diri terhadap pola hidup baru/keluarga.Banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan seperti hura-hura, nongkrong.Memikirkan hal yang lebih penting seperti memilih pasangan hidup dan menjadikan cita-cita lebih real.Sikap remaja yang ekstrim mulai hilang dan memutuskan masalah dengan sendiri, lebih tenang, dan menempatkan dirinya sebagai orang dewasa seutuhnya.

7.      Fase Middle  Adulthood  (Dewasa Madya)
Berkisar antara 40-60 tahun, kehidupan umumnya sudah mapan, berkeluarga dan memiliki beberapa anak.Dalam periode ini pria dan wanita karir merupakan masa puncak keberhasilan, tapi bermunculanlah berbagai penyakit fisik.
Ciri : adanya usaha kontemplasi ke masa lalu, keseriusan kerja, serta usaha untuk mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai, keluarga juga menitik beratkan pada anak-anak yang sudah menginjak dewasa, kehidupan agak membosankan, yang berakibat mencari hiburan diluar rumah.
Dalam usia 50-an, wanita  mengalami menopause, yaitu berhentinya kesuburan yang berakibat depresi, pusing-pusing, mudah letih, keringat dingin di ikuti bercak-bercak merah dan tidak bisa tenang. Dan laki-laki mengalami climacteric syndrome ini tidak sama dengan wanita terjadi pada usia 60-70 tahun di ikuti kelenjar gonad sudah berkurang, gangguan pencernaan, pusing-pusing, sulit tidur.

8.      Fase Late  Adulthood  (Usia Lanjut)
Pada umur 60 tahun ke atas, masa dimana mensyukuri yang sudah ducapai dari masa sebelumnya. Keadaan fisik sudah jauh menurun, timbul berbagai macam masalah baik ekonomi, status sosial,  di tinggalkan pasangan, serta perubahan nilai-nilai yang begitu cepat.

2.3              Nature, Nurture
Setelah bertahun-tahun para ahli psikologi mempelajari mengapa perilaku manusia berbeda satu sama lain, akhirnya mereka terpecah menjadi dua kubu.
  • Kubu pertama adalah mereka yang lebih menekankan pada faktor gen dan karakteristik dasar (yang ada sejak lahir). Teori ini biasa disebut nativist atau nature. Kubu nature dimotori oleh Edward L. Thorndike (1903) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia, faktor yang menentukan adalah hereditas.
  • Kubu kedua, dicetuskan oleh John B. Watson pada tahun 1925. Kubu kedua ini terkenal dengan ungkapan bahwa pengalaman mampu menuliskan segala pesan pada tabula rasa-lembaran putih bersih-sifat dasar manusia. Para  pendukung teori nurture menekankan empricist (menitik beratkan pada proses belajar dan pengalaman) atau biasa disebuti nurture.
Bentuk – bentuk Nature
Bentuk – bentuk Nurture
Innate (pembawaan lahir)
Experiences (pengalaman-pengalaman)
Preformed (sudah dibentuk)
Environment (dibentuk
lingkungan)
Instinct (instink)
Acquired (diperoleh)
Inborn (sejak lahir)
Learning (proses belajar)
Genetic (genetic)
Socialization (sosialisasi)
Heredity (hereditas)
Education (pendidikan)

1.      Faktor bawaan ( Nature )
Tidak disangkal bahwa ciri-ciri fisik dan mental tertentu diturunkan dari generasi ke generasi.Aliran Nativisme, yang di pelopori Schipenhauer (1788 – 1860) dan filsuf (427 – 347 BC) seperti Plato dan Descartes ( 1596 – 1050), memandang perkembangan manusia sudah ditentukan oleh alam.
Nature merujuk pada kekuatan biologis yang mengatur perkembangan. Sampai batas tertentu perkembangan kita diprogram oleh kode genetik yang kita warisi.
2.        Faktor lingkungan ( Nurture )
Selain bebagai ciri yang dibawa individu sejak lahir, terdapat banyak segi kepribadian individu yang diperolehnya dari belajar.Alam tidak mempersiapkan seseorang untuk jadi Dosen, Ahli Hukum, atau Dokter.
Nurture mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. tanaman membutuhkan sinar matahari, air, dan suhu yang tepat untuk tumbuh-dan dibantu bantu seseorang untuk menarik rumput liar di sekitarnya dan menambahkan pupuk. Anak-anak juga perlu dipupuk: mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua, saudara, keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina mereka.
unsur-unsur lain dari nurture termasuk ekonomi dan sosial budaya anak di suatu lingkungan. Kemiskinan, kekurangan gizi, dan kurangnya perawatan medis yang memadai dapat mengubah jalur perkembangan anak. warisan budaya dan keanekaragaman dapat memperkaya kehidupan anak, dan lingkungan tempat tinggal anak bisa menentukan sekolah dan kelompok sebaya

2.4  Continuity-Discontinuity, Stability-Change
Ø  Continuity (Kontinuitas)
Para ahli yang menekankan segi kesinambungan(continuity) dalam perkembangan menjelaskan bahwa perkembangan itu merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya.Dalam proses ini terjadi pengayaan, penambahan, dan pengurangan melalui pengalaman atau interaksi individu dengan lingkungan.
Contohnya:
1. Anak memperoleh tambahan perilaku atau ketrampilan baru, dan mengkonbinasikan dan menggkombanisasi kembali perilaku atau ketrampilan tersebut dengan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku atau abilitas yang semakin kompleks.
2. Anak hanya bisa mengucapkan suatu suku kata,kemudian satu kata,dua kata, tiga kata, sampai beribu-ribu kata.

Jadi model ini menekankan perubahan kuantutatif, yakni unsur-unsur yang sudah ada dan lebih sederhana secara esensial mengalami penambahan dengan unsur-unsur baru sehingga menghasilkan kemampuan dan perilaku yang lebih kompleks.

Ø  Discontinuity(Diskontinuitas)
Para ahli menekankan segi ketidaksinambungan (discontinuity) dalamperkembangan menganggap bahwa proses perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda.
Setiap perkembangan individu dianggap melalui suatu pola urutan perubahan yang berbeda secara kualitatif, tidak sekedar berbeda secara kuantitatif.
Perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan-perubahan perilaku yang tiba-tiba dari stu tahap ke tahap berikutnya(peristiwa transisi relatif tajam).
Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas biasanya beranggapan bahwa secara prinsip perkembangan diarahkan oleh faktor-faktor internal biologis. Sebagai contoh perbedaan kualitatif(diskontinuitas) adalah deskripsi tahap-tahap perkembangan berpikir anak dari Jean Piaget sebagai berikut:
a. Tahap sensori motor(0;0 - 2;0)
Kegiatan intelektual pada tahap inihampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung melalui indra.
b. Tahap pra operasional (2;0 – 7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat.
c. Tahap operasional konkrit (7;0 – 11;0)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapi adalah yang konkret.
d. Tahap operasional formal (11;0 – 15;0)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan semua kategori baik abstrak maupun konkret. Pada tahap ini anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara realistis.
Tahap-tahapperkembangan berpikir anak tersebut tidak sekedar menggambarkan adanya kemampuan yang meningkat dalam berpikir, tapi lebih daripada itu ada perbedaan kualitatif yang signifikan di antara tahap-tahap berikut,
Berkenaan dengan isyu kotinuitas dan diskontinuitas, Emde dan Harmon (Vasta,Haith & Miller, 1992) menjelaskan bahwa persoalan melibatkan dua komponen yang diperdebatkan.
1) Isyu melibatkan penjelasan tentang pola-pola perkembangan.
- Para ahli teori kontinuitas meyakini bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan stabil melalui penambahan atau peningkatan bertahap dalam hal abilitas, ketrampilan, dan/atau pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama.
- Para ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada periode-periode kecepatan yang berbeda, berganti-ganti antara periode-periode yang hanya sedikit perubahannya dengan periode yang tajam dan cepat perubahannya
2) Perdebatan ini berkenaan dengan masalah keterkaitan perkembangan.
- Para ahli teori kontinuitas berpendapat bahwa perilaku-perilaku awal secara bersama akan membangun dan membentuk perilaku-perilaku selanjutnya atau sekurang-kurangnya perkembangan-perkembangan awal itu memiliki keterikatan dengan perkembangan selanjutnya.
-Para ahli diskontinuitas menyatakan bahwa beberapa aspek perkembangan muncul secara independen dari apa yang sudah muncul sebelumnya dan tak dapat diprediksi dari perilaku-perilaku sebelumnya.


Ø  Stability vs Change
Stability: manusia hanya mengalami perubahan yang tidak banyak (sedikit).
Change: Manusia mengalami perubahan yang bermakna
Perdebatan lebih ditekankan pada seberapa banyak perubahan yang terjadi dan kapan, bukan pada muncul atau tidaknya perubahan.
Stabilitas vs perubahan - Sebagai individu mengembangkan, apakah karakteristik mereka tetap stabil sepanjang waktu atau mereka berubah? Sebagai contoh, jika seorang individu sangat cerewet dan keluar sebagai seorang anak, sifat ini akan tetap konstan menjadi dewasa.

No comments:

Post a Comment