Jenis-Jenis Kelompok
1. Menurut Bierstedt
Bierstedt membedakan kelompok menjadi empat jenis, yaitu
:
a. Kelompok statistik ( statistical group )
Merupakan kelompok yang tidak merupakan organisasi, tidak ada hubungan
sosial antara anggota dan tidak ada kesadaran jenis. Kelompok ini hanya ada
dalam arti analitis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuwan sosial. contoh
dari kelompok ini misalnya adalah pengelompokan sejumlah penduduk
berdasarkan usia dengan interval yang tertentu.
Ciri – ciri kelompok statistik
adalah sebagai berikut :
1. Tidak direncanakan, tidak
disengaja, tetapi tidak berarti sangat mendadak atau secara spontan, melainkan
sudah terebntuk dengan sendirinya.
2. Tidak terhimpun dan tidak
terorganisir dalam suatu wadah tertentu
3. Tidak ada interaksi dan
komunikasi secara terus menenrus
4. Tidak ada kesadaran
berkelompok
5. kehadirannya konstan
b.
Kelompok kemasyarakatan ( societal group )
Yaitu suatu kelompok yang
memiliki kesadaran akan persamaan di antara mereka. Dalam kelompok ini belum
ada kontak dan komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi.
Dalam kelompok ini dijumpai adanya persamaan kepentingan pribadi
tetapi bukan kepentingan bersama. Misalnya hasil sensus penduduk yang
menunjukkan jumlah wanita dengan pria. Pengelompokan ini menghasilkan kelompok
kemasyarakatan karena baik pada kaum pria maupun wanita yang dikelompokan
terdapat kesadaran akan jenis kelamin mereka masing – masing tetapi tidak ada
organisasi yang mengikat seluruh wanita atau pria yang dikelompokkan itu, dan
diantara seluruh anggota masing – amsing kelompok pun tidak dijumpai hubungan
sosial.
Ciri – ciri kelompok ini
adalah :
1. tidak direncanakan, tidak
disengaja, terbentuk dengan sendirinya
2. kemungkinan terhimpun dalam
suatu wadah tertentu
3. kemungkinan terjadi interaksi
maupun komunikasi
4. kemungkinan terjadi kesadaran
kelompok
5. kehadirannya konstan
c.
Kelompok sosial ( sosial group )
Merupakan kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran dan jenis hubungan
satu sama lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contohnya adalah
kelompok teman, kerabat dan sebagainya.
d.
Kelompok asosiasi (associational group)
Yaitu suatu kelompok dimana para
anggotanya mempunyai kesadaran jenis, dan ada persamaan kepentingan pribadi
(like interest ) maupun kepentingan bersama ( common interest ).Dalam kelompok
ini di anatar para anggota dapat dijumpai adanya hubungan sosial, adanya kontak
dan komunikasi, juga danya ikatan organisasi formal. Contoh kelompok ini
misalnya Negara RI, OSIS, Gerakan Pramuka dan lain – lain.
Ciri – ciri kelompok ini adalah
sebagai berikut :
1. direncanakan atau sengaja
dibentuk
2. terorganisir secara nyata
dalam suatu wadah
3. ada interaksi serta komunikasi
secara terus menenrus
4. ada kesadaran kelompok yang
kuat
5. kehadirannya konstan.
2.
Menurut Emile Durkheim
Menurut Durkheim kelompok dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
Kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis
Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang
masih sederhana (oleh Durkheim dinamakan segmental). Dalam masyarakat
demikian kelompok – kelompok manusia tinggal secara tersebar dan hidup terpisah
satu dengan yang lain. Mereka dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan
kelompok luar. Peranan semua anggota sama sehingga ketidak hadiran satu anggota
kelompok dapat dengan segera digantikan aggota yang lain. Dalam kelompok ini
yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap, sehingga perbedaan tidak
dibenarkan. Seluruh warga masyarakat diikat oleh apa yang dinamakan collective
conscience yaitu suatru kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan
kepercayaan dan perasaan kelompok, bersifat eksterm serta memaksa.
b.
Kelompok yang didasarkan pada solidaritas organis
Solidaritas organis merupakan
bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yaitu masyarakat yang
telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling
tergantungan antar bagian. Tiap anggota menjalankan peranan yang berbeda, dan
diantara berbagai peranan yang ada terdapat kesaling tergantungan laksana
kesalingtergantungan antara bagian – bagian suatu organisasi biologis. Ikatan
utama yang mempersatukan masyarakat adalah kesepakatan – kesepakatan yang
terjalin diantara berbagai kelompok profesi.
3.
Menurut Ferdinand Toennies
Menurut Toennies kelmpok dapat
dibagi berdasarkan sifat ikatan antaranggota, pengelompkannya menjadi dua,
yaitu :
a.
Gemeinschaft ( paguyuban )
Adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga,
kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.
. Secara
umum ciri-ciri paguyuban adalah:
1. Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan
mesra
2. Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi
3. Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang
lain di luar “kita”.
Di dalam
setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe
paguyuban berikut.
1. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft
by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan
yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan
kelompok kekerabatan.
2. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft
of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang
berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya
kelompok arisan, rukun tetangga.
3. Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft
of mind), yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang
walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak
berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama.
Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau
keturunan.
b.
Gesellschaft ( patembayan )
Adalah
ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek.
Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary)
serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan
perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja,
birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.
Perbedaan yang dijumpai antara
kedua kelompok itu adalah bahwa dalam gemeinschaft individu tetap bersatu
meskipun terdapat berbagai faktor yang memisahkan mereka., sedangkan dalam
gesellschaft individu pada dasarnya terpisah kendatipun terdapat banyak
faktor pemersatu.
4.
Menurut W.G. Sumner
Sumner mengklasifikasikan kelompok
berdasarkan sikap anggota terhadap kelompoknya dan kelompok lain.
a.
In-group
Adalah
kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok
tersebut.
Sebagai
seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok
keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua
kelompok tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan
kelompok sendiri (In group) karena aku termasuk di
dalamnya.
b.
Out-group
Adalah
kelompok yang diartikan individu sebagai lawan in-group.
Banyak
kelompok lain dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan,
agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar (out
group) karena aku berada di luarnya.
In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat,
walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada masyarakat primitif
yang masih terbelakang kehidupannya biasanya akan mendasarkan diri pada
keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang.
Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang
mereka lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat
menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan bersahabat karena
keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun, jika mereka tidak
dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka mereka adalah
musuh sehingga merekapun bereaksi.
5.
Menurut Robert K.
Merton
Robert K. Merton mengklasifikasikan kelompok berdasarkan peran
kelompok, yaitu :
a.
Kelompok Keanggotaan ( Membership Group
)
Adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut. Batas-batas apa yang dipakai untuk menetukan
keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik, tidak dapat dilakukan
secara mutlak. Hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan. Situasi
yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi didalam kelompok tadi,
sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan
kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belu keluar dari kelompok yang
besangkutan.
b. Kelompok Patokan ( Reference Group )
Adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang ( buka
anggota kelompok ) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain,
seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi
dirinya dengan kkelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi
mahasiswa, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu
Perguruan Tinggi, bertingkah laku sebagai mahasiswa, walaupun dia buka
mahasiswa.
6.
Menurut Charles
Horton Cooley
Cooley mengklasifikasikan kelompok berdasarkan makna kelompok bagi
anggotanya, yaitu :
a.
Kelompok Primer ( Primary Group )
Adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal
antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. .
Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah
adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan
individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam
kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total
yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.
Di dalam
kelompok primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan
sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu
sama lainnya sebagai suatu pribadi.
b.
Kelompok Sekunder ( Secondary Group
)
Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas
banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok
sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah),
serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak
berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang
yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu
penting, tetapi cara kerjanya. Misalnya, Hubungan
kontrak jual beli. Hubungan ini hanya berlangsung pada saat kedua belah pihak
sedang berada pada satu kontrak saja dan pada saat kontrak mereka habis maka
hubungan keduanya biasa saja berakhir.
7.
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian
Tujuan
Klasifiksi
kelompok dilihat dari pencapaian tujuan dapat dibedakan menjadi :
a.
Kelompok Formal ( Formal Group )
Adalah
kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh
anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Kriteria rumusan
organisasi formal group merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan
dan mengoordinasikan usaha-usaha demi tercapainya tujuan berdasarkan
bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus.
b.
Kelompok Informal ( Informal Group )
Kelompok
yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Kelompok-kelompok
tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali.
Dasar pertemuan-pertemuan tersebut adalah kepentingan-kepentingan dan
pengalaman-pengalaman yang sama. Misalnya klik (clique), yaitu suatu kelompok
kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar.
Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik
antaranggota yang biasanya hanya “antarakita” saja.
8.
Kelompok Okupasional Dan Volonter
a.
Kelompok
Okupasional
adalah kelompok yang muncul karena semakin
memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya
memiliki profesi yang sejenis.
Contoh :
PARFI merupakan sebuah wadah bagi artis- artis
perfilman yang ada di Indonesia. Kelompok ini muncul karena adanya kesadaran
oleh sekelompok orang akan pentingnya rasa saling mengenal dan rasa kesatuan
antar pihak- pihak yang terlibat dalam dunia perfilman.
b.
Kelompok
Volonter
Adalah kelompok orang yang memiliki kepantingan
bersama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan diharapkan akan
memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan
masyarakat secara umum.
Contoh :
Seseorang yang terlibat dalam kelompok tim
sukarelawan pada saat terjadi tsunami di Aceh. Kelompok ini tidak
teridentifikasi oleh masyarakat namun kelompok ini ada untuk membantu
masyarakat dalam mencari sanak keluarga mereka yang hilang karena tsunami.
9. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
a.
Kerumunan
( Crowd )
Adalah
sekelompok individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu
yang bersamaan. Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang
secara fisik. Sedikit banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat
melihat dan selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera
berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan merupakan
suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
Secara
garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk kerumunan menjadi:
a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
Kerumunan
ini dapat dibedakan menjadi:
1)
Khalayak penonton atau pendengar formal (formal
audiences), merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan
tujuan yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti kampanye politik dan
sebagainya.
2)
Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned
expressive group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak
begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam
aktivitas kerumunan tersebut.
b.
Kerumunan yang bersifat
sementara (Casual Crowd)
Kerumunan
ini dibedakan menjadi:
1)
Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient
aggregations). Misalnya, orang yang sedang antri tiket,
orang-orang yang menunggu kereta.
2)
Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan
panik (panic
crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha untuk
menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu yang
berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik.
Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi.
3)
Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan
yang terjadi karena ingin melihat kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat
korban lalu lintas.
c.
Kerumunan yang berlawanan
dengan norma-norma hukum (Lawless Crowd)
Kerumunan
ini dibedakan menjadi:
1)
Kerumunan yang bertindak emosional (acting
mobs), yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan.
2)
Kerumunan yang bersifat immoral (immoral
crowds), yaitu kerumunan yang hampir sama dengan kelompok
ekspresif. Bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya,
orang-orang yang mabuk.
b.
Massa
Pengertian massa sebenarnya hampir sama dengan kerumunan, namun pada
umumnya massa terbentuk dengan adanya suatu perencanaan dan memiliki pemimpin
yang menggerakkan , sehingga proses terjadinya bukan merupakan sesuatu yang spontan.
Contoh dari massa adalah sekumpulan orang – orang yang digerakkan untuk
melakukan suatu demonstrasi terhadap kebijakan yang diambil oleh pimpinan atau
pememrintah.
c.
Publik
Berbeda
dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan
kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi,
seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, televisi,
film, dan sebagainya. Alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu
publik mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan
tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang
tajam sehingga kesatuan juga tidak ada.
No comments:
Post a Comment