Monday, March 16, 2015

Jenis-jenis kelompok



Jenis-Jenis Kelompok

1.      Menurut Bierstedt

Bierstedt membedakan kelompok menjadi empat jenis, yaitu :

a.      Kelompok statistik ( statistical group )
Merupakan kelompok yang tidak merupakan organisasi, tidak ada hubungan sosial antara anggota dan tidak ada kesadaran jenis. Kelompok ini hanya ada dalam arti analitis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuwan sosial. contoh dari kelompok ini misalnya adalah  pengelompokan sejumlah penduduk  berdasarkan usia dengan interval yang tertentu.

Ciri – ciri kelompok statistik adalah sebagai berikut :

1. Tidak direncanakan, tidak disengaja, tetapi tidak berarti sangat mendadak atau secara spontan, melainkan sudah terebntuk dengan sendirinya.
2. Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
3. Tidak ada interaksi dan komunikasi secara terus menenrus
4. Tidak ada kesadaran berkelompok
5. kehadirannya konstan

b.      Kelompok kemasyarakatan ( societal group )

Yaitu suatu kelompok  yang memiliki kesadaran akan persamaan di antara mereka. Dalam kelompok ini belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi. Dalam kelompok ini dijumpai  adanya  persamaan kepentingan pribadi tetapi bukan kepentingan bersama. Misalnya hasil sensus penduduk yang menunjukkan jumlah wanita dengan pria. Pengelompokan ini menghasilkan kelompok kemasyarakatan karena baik pada kaum pria maupun wanita yang dikelompokan terdapat kesadaran akan jenis kelamin mereka masing – masing tetapi tidak ada organisasi yang mengikat seluruh wanita atau pria yang dikelompokkan itu, dan diantara seluruh anggota masing – amsing kelompok pun tidak dijumpai hubungan sosial.

Ciri – ciri  kelompok ini adalah :
1. tidak direncanakan, tidak disengaja, terbentuk dengan sendirinya
2. kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu
3. kemungkinan terjadi interaksi maupun komunikasi
4. kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan

c.       Kelompok sosial ( sosial group )

Merupakan kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran dan jenis hubungan satu sama lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contohnya adalah kelompok teman, kerabat dan sebagainya.

d.      Kelompok asosiasi (associational group)

Yaitu suatu kelompok dimana para anggotanya mempunyai kesadaran jenis, dan ada persamaan kepentingan pribadi (like interest ) maupun kepentingan bersama ( common interest ).Dalam kelompok ini di anatar para anggota dapat dijumpai adanya hubungan sosial, adanya kontak dan komunikasi, juga danya ikatan organisasi formal. Contoh kelompok ini misalnya Negara RI, OSIS, Gerakan Pramuka dan lain – lain.


Ciri – ciri kelompok ini adalah sebagai berikut :
1. direncanakan atau sengaja dibentuk
2. terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
3. ada interaksi serta komunikasi secara terus menenrus
4. ada kesadaran kelompok yang kuat
5. kehadirannya konstan.


2.      Menurut Emile Durkheim

Menurut Durkheim kelompok dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a.      Kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis

Solidaritas mekanis merupakan ciri  yang menandai masyarakat yang masih sederhana (oleh Durkheim dinamakan segmental). Dalam masyarakat demikian kelompok – kelompok manusia tinggal secara tersebar dan hidup terpisah satu dengan yang lain. Mereka dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan kelompok luar. Peranan semua anggota sama sehingga ketidak hadiran satu anggota kelompok dapat dengan segera digantikan aggota yang lain. Dalam kelompok ini yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap, sehingga perbedaan tidak dibenarkan. Seluruh warga masyarakat diikat oleh apa yang dinamakan collective conscience yaitu suatru kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, bersifat eksterm serta memaksa.  



b.      Kelompok yang didasarkan pada solidaritas organis

Solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yaitu masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling tergantungan antar bagian. Tiap anggota menjalankan peranan yang berbeda, dan diantara berbagai peranan yang ada terdapat kesaling tergantungan laksana kesalingtergantungan antara bagian – bagian suatu organisasi biologis. Ikatan utama yang mempersatukan masyarakat adalah kesepakatan – kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok profesi.

3.      Menurut Ferdinand Toennies

Menurut Toennies kelmpok dapat dibagi berdasarkan sifat ikatan antaranggota, pengelompkannya menjadi dua, yaitu :

a.      Gemeinschaft ( paguyuban )
Adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.

. Secara umum ciri-ciri paguyuban adalah:
1.      Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra
2.      Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi
3.      Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”.

Di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban berikut.
1.      Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.
2.      Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.
3.      Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.

b.      Gesellschaft ( patembayan )

Adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk  gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.

Perbedaan yang dijumpai antara kedua kelompok itu adalah bahwa dalam gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun terdapat berbagai faktor yang memisahkan mereka., sedangkan dalam gesellschaft  individu pada dasarnya terpisah kendatipun terdapat banyak faktor pemersatu.

4.      Menurut W.G. Sumner

Sumner mengklasifikasikan kelompok berdasarkan sikap anggota terhadap kelompoknya dan kelompok lain.

a.      In-group
Adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut.
Sebagai seorang individu, kita sering merasa bahwa aku termasuk dalam bagian kelompok keluargaku, margaku, profesiku, rasku, almamaterku, dan negaraku. Semua kelompok tersebut berakhiran dengan kepunyaan “ku”. Itulah yang dinamakan kelompok sendiri (In group) karena aku termasuk di dalamnya.

b.      Out-group
Adalah kelompok yang diartikan individu sebagai lawan in-group.
Banyak kelompok lain dimana aku tidak termasuk keluarga, ras, suku bangsa, pekerjaan, agama dan kelompok bermain. Semua itu merupakan kelompok luar (out group) karena aku berada di luarnya.

In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka mereka adalah musuh sehingga merekapun bereaksi.
5.      Menurut Robert K. Merton
Robert K. Merton mengklasifikasikan kelompok berdasarkan peran kelompok, yaitu :
a.      Kelompok Keanggotaan ( Membership Group )
Adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas apa yang dipakai untuk menetukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik, tidak dapat dilakukan secara mutlak. Hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi didalam kelompok tadi, sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belu keluar dari kelompok yang besangkutan.
b.      Kelompok Patokan ( Reference Group )
Adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang ( buka anggota kelompok ) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kkelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi mahasiswa, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu Perguruan Tinggi, bertingkah laku sebagai mahasiswa, walaupun dia buka mahasiswa.
6.      Menurut Charles Horton Cooley
Cooley mengklasifikasikan kelompok berdasarkan makna kelompok bagi anggotanya, yaitu :
a.      Kelompok Primer ( Primary Group )
Adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. . Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.
Di dalam kelompok primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi.

b.      Kelompok Sekunder ( Secondary Group )
Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya. Misalnya, Hubungan kontrak jual beli. Hubungan ini hanya berlangsung pada saat kedua belah pihak sedang berada pada satu kontrak saja dan pada saat kontrak mereka habis maka hubungan keduanya biasa saja berakhir.

7.      Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
Klasifiksi kelompok dilihat dari pencapaian tujuan dapat dibedakan menjadi :
a.      Kelompok Formal ( Formal Group )
Adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha demi tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus.
b.      Kelompok Informal ( Informal Group )
Kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali. Dasar pertemuan-pertemuan tersebut adalah kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama. Misalnya klik (clique), yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik antaranggota yang biasanya hanya “antarakita” saja.





8.      Kelompok Okupasional Dan Volonter
a.      Kelompok Okupasional

adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki profesi yang sejenis.
Contoh :
PARFI merupakan sebuah wadah bagi artis- artis perfilman yang ada di Indonesia. Kelompok ini muncul karena adanya kesadaran oleh sekelompok orang akan pentingnya rasa saling mengenal dan rasa kesatuan antar pihak- pihak yang terlibat dalam dunia perfilman.

b.      Kelompok Volonter

Adalah kelompok orang yang memiliki kepantingan bersama, namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan diharapkan akan memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
Contoh :
Seseorang yang terlibat dalam kelompok tim sukarelawan pada saat terjadi tsunami di Aceh. Kelompok ini tidak teridentifikasi oleh masyarakat namun kelompok ini ada untuk membantu masyarakat dalam mencari sanak keluarga mereka yang hilang karena tsunami.


9.      Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur

a.      Kerumunan ( Crowd )

Adalah sekelompok individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).




Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk kerumunan menjadi:
a.       Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
Kerumunan ini dapat dibedakan menjadi:
1)              Khalayak penonton atau pendengar formal (formal audiences), merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti kampanye politik dan sebagainya.

2)              Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut.

b.      Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowd)

Kerumunan ini dibedakan menjadi:
1)            Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations).  Misalnya, orang yang sedang antri tiket, orang-orang yang menunggu kereta.

2)            Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu yang berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik. Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi.

3)            Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang terjadi karena ingin melihat kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat korban lalu lintas.











c.       Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (Lawless Crowd)

Kerumunan ini dibedakan menjadi:
1)          Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs), yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan.

2)          Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), yaitu kerumunan yang hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya, orang-orang yang mabuk.


b.      Massa

Pengertian massa sebenarnya hampir sama dengan kerumunan, namun pada umumnya massa terbentuk dengan adanya suatu perencanaan dan memiliki pemimpin yang menggerakkan , sehingga proses terjadinya bukan merupakan sesuatu yang spontan. Contoh dari massa adalah sekumpulan orang – orang yang digerakkan untuk melakukan suatu demonstrasi terhadap kebijakan yang diambil oleh pimpinan atau pememrintah.



c.       Publik

Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya. Alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang tajam sehingga kesatuan juga tidak ada.

No comments:

Post a Comment